Klaten tengah merencanakan wacana pemekaran wilayah yakni membentuk kota Klaten yang terdiri dari tiga kecamatan yaitu Klaten Utara, Klaten Tengah dan Klaten Selatan. Tiga kecamatan tersebut memang menjadi ibukota kabupaten Klaten yang sangat maju dari sektor ekonomi dan sistem administrasi. Salah satu sektor yang tengah disoroti adalah pertumbuhan pendapatan dari wisata Klaten khususnya taman kota yang mulai begitu populer di media sosial.

Salah satu tempat wisata yang super murah di klaten yaitu Taman lampion klaten. Terletak atau beralamat di Gg. Tidar, Bareng Lor, Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah 57438 (menurut google map). untuk lokasi silakan mengunjungi google map kemudian tulis dengan kata kunci misal taman lampion klaten kemudian enter, atau bisa melihat peta dibawah yang telah kami sediakan. Dan di sini kami akan moncoba mereview sedikit tentang taman lampion ini.

Mengapa kami menulis tempat wisata ini super murah, memang murah bahkan bisa dikatakan gratis disebabkan untuk memasukki tempat ini tidak dikenakan biaya apapun alias free untuk masuk tapi cuma dikenakan biaya parkir 2000 rupiah untuk sepeda motor dan 5000 rupiah untuk mobil. Anda sudah bisa menikmati suasana asri dan rindang saat senja mulai membayangi kota Klaten. Kalau lapar pun, banyak tersedia angkringan di sekitar taman. Wisata murah ini cocok untuk menghilangkan kepenatan setelah beraktivitas seharian. Jika anda hendak ke Jogja maka bisa meluangkan waktu mengunjungi taman lampion Klaten yang menjadi simbol kebanggaan warga sekitar Klaten.

































Masjid Agung Al-Aqsha adalah masjid agung kabupaten Klaten yang dibangun sejak tahun 2012 di atas lahan seluas 5.266 meter persegi pada masa pemerintahan Bupati H. Sunarna, S.E, M.Hum namun baru dirampungkan dan digunakan secara regular di masa pemerintahan bupati Sri Hartini.

Lahan tempat masjid Agung Al-Aqsha ini berdiri dulunya merupakan terminal Bus utama di Klaten sedangkan lahan parkir dan tamannya tadinya adalah salah satu gedung SMA Negeri 3 Klaten. Terminal Bus Utama Klaten kemudian dipindahkan ke dekat jalan lingkar Klaten.

Masjid Agung Al-Aqsha Klaten
Alamat: Jl. Jogja - Solo, Jonggrangan, Klaten Utara
Kabupaten Klaten, Jawa Tengah 57435
Indonesia































TARI LUYUNG

Tari Luyung ini adalah tarian kreasi baru karya Tejo Sulistyo pada tahun 2010 di Klaten, Jawa Tengah, turut mempromosikan potensi daerah Klaten yakni lurik dan payung, hingga terbentuk kata “Luyung”. Payung dibuat oleh pengrajin di kecamatan Juwiring dan Lurik dibuat oleh pengrajin di kecamatan Pedan.

Dalam tarian ini menggunakan properti Payung dan penarinya mengenakan pakaian Lurik, menggambarkan sekelompok remaja putri yang sedang belajar menenun kain. Hasil karya mereka berupa kain lurik yang indah dan elok yang dibuat pakaian tradisional yang sangat menawan, sambil bermain payung yang beraneka ragam warnanya, mereka memamerkan keindahan pakaian lurik tersebut kepada teman-temannya.

Gerakan tarian ini berupa gerak tari cara membuat kain lurik, seperti gerakan menenun, memintal benang, menjemur sampai melipat dan menyimpan kain lurik. Sedangkan busana yang di kenakan para penari berupa hiasan rambut, anting, kalung, kebaya lurik, kemben lurik, sabuk, dan rok lurik.


































TARI LURIK ASRI

Tari Lurik Asri menggambarkan seseorang yang nampak anggun, serasi, rapi, dan indah disaat mengenakan lurik.Terciptanya tari Lurik Asri terinspirasi oleh adanya potensi daerah Klaten yang ada di wilayah Kecamatan Pedan, Bayat, dan sekitarnya. Wilayah tersebut merupakan bagian wilayah Klaten penghasil kerajinan lurik.
Tari Lurik Asri tidak lepas dari gagasan bapak Sumarsana selaku pendiri Sanggar Bandung Bondowoso, bekerja di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta sebagai staf bagian Pranata Laboraturium Fakultas Seni Pertunjukan dan pengajar karawitan.Bapak Sumarsana kemudian memilih bapak Hartanto untuk menjadi koreografer tari Lurik Asri. Beliau adalah seniman yang bergelut di bidang tari. Ia lulusan dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dan bekerja sebagai dosen seni tari di ISI Surakarta.
Beberapa unsur Tari Lurik Asri
Adapun unsur-unsur dalam tari Lurik Asri yang menonjolkan lurik :
  1. Gerak : terdapat ragam-ragam gerak meliputi njereng kain, rampak, narik benang, menenun, lampah kemayu, egolan lurik, dan kebyak egol lurik.
  2. Iringan : menggunakan gamelan laras slendro pathet manyuro, terdapat tembang Ngagem Lurik dan Jineman Lurik.
  3. Properti : kain lurik yang berbentuk persegi panjang seperti selendang digunakan pada saat menari untuk memamerkan lurik hasil kerajinan Kabupaten Klaten.
  4. Kostum : kostum tari berbahan lurik untuk menggambarkan keindahan dan keanggunan mengenakan busana lurik.
  5. Rias : tata rias menggunakan rias cantik yang menggambarkan seseorang yang cantik, anggun, dan indah serasi dengan keindahan busana lurik






























SENI TARI GABYONG

Tari Gambyong ialah salah satu jenis tarian Jawa klasik yang berasal dari Kota Surakarta. Tarian ini hasil bentuk baru dari perkembangan Tari Tayub. Dan biasanya dipertunjukkan untuk menyambut tamu. Walaupun awalnya tarian ini hanya dilakukan oleh penari tunggal, tetapi sekarang terkadang dibawakan oleh beberapa penari dengan tambahan unsur blocking, akhirnya melibatkan garis dan gerak yang sangat besar.
Panggilan Gambyong faktanya berasal dari nama seorang penari ternama pada zaman itu, Sri Gambyong nama lengkapnya. Beliau memiliki suara yang amat merdu dan kelenturan dalam menari dapat menarik perhatian orang banyak. Beliau melakukan pertunjukkan tarian ini dengan berkeliling di jalanan. Pada akhirnya banyak masyarakat yang beranggapan bahwa tarian ini memiliki keunikan dan keistimewaan sendiri.
Tari Gambyong ialah salah satu jenis tarian Jawa klasik yang berasal dari Kota Surakarta. Tarian ini hasil bentuk baru dari perkembangan Tari Tayub. Dan biasanya dipertunjukkan untuk menyambut tamu. Walaupun awalnya tarian ini hanya dilakukan oleh penari tunggal, tetapi sekarang terkadang dibawakan oleh beberapa penari dengan tambahan unsur blocking, akhirnya melibatkan garis dan gerak yang sangat besar.
Panggilan Gambyong faktanya berasal dari nama seorang penari ternama pada zaman itu, Sri Gambyong nama lengkapnya. Beliau memiliki suara yang amat merdu dan kelenturan dalam menari dapat menarik perhatian orang banyak. Beliau melakukan pertunjukkan tarian ini dengan berkeliling di jalanan. Pada akhirnya banyak masyarakat yang beranggapan bahwa tarian ini memiliki keunikan dan keistimewaan sendiri.
Perkembangan Tari Gambyong
Pergantian istimewa terjadi di tahun 1950, Nyi Bei Mintotaras, seorang instruktur tari dari Keraton Mangkumanegara pada zaman Mangkumanegara VIII menciptakan varian gambyong yang “diformalkan” yang dikenal dengan nama Gambyong Pareanom. Gambyong Pareanom ini dipentaskan pertama kali pada upacara pernikahan Gusti Nurul, kerabat perempuan Mangkumanegara VIII pada tahun 1951.
Akhirnya tarian ini disukai oleh masyarakat luas, akibatnya muncullah varian yang lainnya diinovasikan untuk kebutuhan masyarakat luas. Banyak masyarakat yang terpikat untuk mempelajari warisan tarian daerah tersebut. Masyarakat pun ada yang mempercayai bahwa tarian ini dapat memanggil Dewi Sri atau Dewi Padi untuk memberi berkah kepada sawah mereka dengan hasil yang melimpah.
Jenis-jenis Tari Gambyong yang sudah diinovasikan :
  • Tari Gambyong Sala Minulya
  • Tari Gambyong Ayun-ayun
  • Tari Gambyong Gambirsawit
  • Tari Gambyong Dewandaru
  • Tari Gambyong Mudhatama
  • Tari Gambyong Apangkur
  • Tari Gambyong Campursari

Gerak Tari Gambyong
Tarian ini terdiri dari tiga elemen : permulaan, isi dan penutup. Dan menurut istilah Jawa gaya Surakarta terkenal dengan sebutan maju beksan, beksan, dan mundur beksan. Yang menjadi daya tarik dari keseluruhan gerakan tari terdapat pada gerak kaki, lengan, tubuh, dan juga kepala. Yang menjadi ciri khas utamanya adalah gerakan tangan dan kepala.
Dimana mata penari selalu mengikuti gerakan tangan, dengan cara memandang ke arah jari-jari tangan yang sangat dominan tersebut.Organ musik yang mengiringi tarian ini disebut gamelan. Yaitu terdiri dari kendang, gong, kenong dan gambang.
Busana Tari Gambyong
Para penari Gambyong mengenakan busana yang sama dengan pakaian adat Jawa Tengah yang terdiri sebagai berikut :
  • Jarik (kemben)
  • Mekak (kain sebagai penutup dada)
  • Selendang (yang dikenakan dengan mengalungkannya di leher)
  • Sabuk (yang dikenakan di pinggang)
  • Gelang
  • Kalung



















SEGO GUDANG

kuliner khas Klaten, yaitu Sego Gudang, atau Gudangan, merupakan salah satu makanan yang menjadi warisan kuliner Nusantara. Nama ini mungkin masih asing bagi kebanyakan masyarakat Indonesia. Sego Gudang memang tidak setenar sego liwet atau gudeg meski ketiganya dilahirkan di tanah yang saling berdekatan. Sego Gudang adalah makanan sehari-hari penduduk pedesaan di beberapa wilayah di Kabupaten Klaten.

Sego gudang diracik dari aneka sayuran yang diiris halus, beri bumbu parutan kelapa dan ditaburi kedelai goreng yang ditumbuk kasar. Berbeda dengan uraban dan terancam yang pedas, parutan kelapa untuk sego gudang didominasi rasa bawang putih dan kencur yang dipercaya menaikkan nafsu makan.Sego Gudang biasa dijual pagi hari karena masyarakat setempat biasa menjadikannya bekal untuk dibawa ke sawah atau sebagai sarapan anak-anak sebelum berangkat ke sekolah. Oleh karena itu di atas jam 8 pagi Sego Gudang sudah sulit dijumpai.
Sepintas Sego Gudang atau Gudangan mirip dengan uraban, keluban, trancam, atau racikan sejenisnya. Oleh karena itu penikmat makanan-makanan tersebut mungkin juga akan menyukai Sego Gudang ini. Meski mirip namun Sego Gudang memiliki keunikannya sendiri. Sayuran yang digunakan adalah daun pepaya, tauge atau kecambah, kobis, wortel, daun kemangi dan kacang panjang. Sayuran tersebut hanya direbus setengah matang sehingga menimbulkan bunyi “krekut-krekut” ketika disantap. Jika  keluban, uraban dan trancam menggunakan sayuran yang diiris kasar, maka dalam racikan Gudangan sayuran diiris sangat halus. Sayuran tersebut dicampur dengan parutan kelapa yang telah dimasak menggunakan campuran bumbu yang terdiri dari sedikit gula merah, sedikit cabai, kencur, garam dan bawang putih. Inilah yang membuat sego gudang memiliki cita rasa khas karena tidak pedas tetapi didominasi rasa bawang dan kencur yang bertahan lama di lidah. Bukan hanya itu saja, Sego Gudang juga ditaburi dengan kedelai goreng yang ditumbuk kasar. Meski terlihat aneh, namun taburan kedelai goreng ternyata mampu memperkuat kenikmatan rasa Sego Gudang.
Sego gudang semakin nikmat disantap jika nasinya masih panas atau hangat. Alas dan bungkus daun pisang yang digunakan membuat sego gudang semakin menggugah selera. Masyarakat pedesaan di Klaten biasanya menikmatinya dengan kerupuk karak yang terbuat dari beras. Kerupuk karak banyak dijumpai di Yogyakarta, Klaten dan Solo. Menikmati Sego Gudang juga bisa ditemani  tempe kemul yang terbuat dari tempe yang belum sempurna fermentasinya sehingga butiran kedelainya masih jelas.
Meski racikan Sego Gudang sangat sederhana tapi rasanya sangat Indonesia. Sekali mencicipinya lidah akan tergoda lagi untuk minta tambah. Harganya pun sangat murah. Sepiring sego gudang dengan tambahan sebuah tempe kemul dan karak  dihargai Rp. 3000. Jika hanya membeli Gudangan saja tanpa nasi, maka sebungkus kecil racikan sayurannya dihargai Rp. 1000 saja!!.
Meski kental dengan kearifan lokal setempat, namun Sego Gudang sudah semakin jarang dijumpai. Dahulu selain untuk sarapan Sego Gudang juga banyak digunakan sebagai pelengkap beberapa upacara tradisi seperti syukuran kelahiran bayi hingga sadranan. Kini selain hanya dijual di pagi hari, orang yang merawat warisan kuliner inipun tak banyak lagi. Hanya beberapa orang tua di desa-desa tertentu di Klaten yang masih setia menjual Sego Gudang. Merekapun umumnya hanya berjualan di rumah. Beruntung masih ada masyarakat setempat, meski tidak banyak, yang masih setia menyantap Sego Gudang sebelum berangkat ke sawah atau menjadikannya sarapan anak sebelum berangkat  sekolah. Semoga mereka bukan pembuat dan penikmat Sego Gudang terakhir.



























Ayam Panggang Khas Klaten

Bicara tentang kuliner Klaten pasti yang pertama terpikirkan yaitu Ayam Panggang Klaten. Memang kuliner ini sudah sangat terkenal akan kelezatannya, Ayam Panggang Khas Klaten ini bisa menjadi sajian kuliner yang patut Anda coba jika sedang mampir ke Klaten. Salah satu rumah makan yang menyajikan ayam panggang paling terkenal dan legendaris di Klaten adalah Ayam Panggang Ny. Anggriani. Lokasinya berada di Jl. Rajawali No.113 dan Toko Florida di Jl. Pemuda No.61. Ayam Panggang Ny. Anggriani terasa sangat lezat, karena bumbu yang begitu meresap hingga ke dalam dagingnya menambah kenikmatan tersendiri.

Sebelum dipanggang, daging ayam sebelumnya di ungkep terlebih dahulu dengan santan dan rempah-rempah Jawa, inilah yang membuat bumbunya meresap sampai kedalam daging. Tambah nikmat lagi ketika dipanggang, ayamnya masih diselimuti rempah-rempah yang sudah jadi areh. Rasanya enak sekali, gurih dan sedikit manis, berbeda dengan ayam panggang biasa.
Jika Anda berada di Jogja, Anda tak perlu jauh-jauh datang ke Klaten, karena kuliner Ayam Panggang Khas Klaten lainnya juga sudah ada disana, namanya Ayam Panggang Klaten Bu Ning, yang bisa Anda temukan di Jl Godean Km 4, Nogotirto, Gamping, Sleman dan memiliki cabang lain yang berada di perempatan Jl. D.I.Pandjaitan – Jl. Suryodiningratan, tepatnya berada di komplek Minimarket Maga. Disitu Anda akan melihat sebuah booth/gerai yang menjajakan Ayam Panggang Khas Klaten racikan Ibu Ning. Gerai disitu cukup kecil, bahkan tidak menyediakan tempat untuk bersantap. Hanya berupa etalase kecil dengan deretan ayam yang siap untuk disantap. Satu porsi Ayam Panggang Ibu Ning seharga Rp. 14.000,- sangat terjangkau sekali.
Kuliner Ayam Panggang Khas Klaten ini memang unik dan lezat. Ayam yang dipanggang dan disajikan bersama bumbu areh manis ini terasa begitu memikat. Rasanya yang gurih dan manisnya yang merasuk hingga ke setiap bagian dari potongan ayam tersebut. Sambalnya yang cenderung manis dan sedikit pedas pun seolah memberi lapisan tambahan rasa yang memperkaya rasa kuliner ini. Untuk mengimbangi rasa manisnya, juga ditambahkan lalapan yang terasa sangat menggoda lidah Anda.
Lokasi
Klaten ,Ayam Panggang Klaten Ny. Anggriani Jl. Rajawali No.113 Blateran dan Toko Florida di Jl. Pemuda No.61
Telp : 0272-323307
Buka Pukul 10.00 – 21.00 WIB

















SOP AYAM PAK MIN KLATEN

Sebagian orang mengingat Klaten dengan kulinernya yang khas. Salah satu yang legendaris dan terkenal seantero negeri adalah Sop Ayam Pak Min. Kenikmatannya adalah kunci sukses untuk menarik pelanggan. Sehingga sampai sekarang hidangan tersebut masih tetap eksis dan rasanya enak. Berikut adalah informasi yang travelingyuk rangkumkan seputar menu ini.

Sop Ayam Pak Min tidak serta merta terkenal seperti sekarang ini. Jauh sebelumnya, warung pertama berdiri di dalam Pasar Klaten, kemudian tutup karena ada pembangunan. Warung kedua buka di Di Jl Mayor Kusmanto No. 2 (depan Inspektorat Bawasda). Kini namanya sudah tenar dan jadi buruan pecinta kuliner. Lebih spesial lagi jika kamu beli di tempat asalnya yaitu Klaten.Untuk mencicipi rasa Sop Ayam yang asli tidak perlu langsung ke Klaten. Terdapat cabang yang tersebar di berbagai kota. Jogja saja memiliki lebih dari satu cabang. Kemudian ada juga di Solo, Kartasura, Boyolali, Sragen, Semarang, dan Purwokerto. Sebagian langsung dikelola oleh keturunan Pak Min.

Alamat :
  • Jl. Abdul Rahman Saleh No. 199C, Kembangarum
  • Srondol Wetan, Banyumanik
  • Jl. Sampangan Baru, Bendan Ngisor, Gajahmungkur
  • Jl. Kedung Mundu Raya No. 168, Sendangguwo, Tembalang
Buka Setiap Hari : Senin – Minggu
Jam Buka : 08.00 – Habis



Nasi Tumpang Lethok Khas Klaten
Bagi Anda pecinta kuliner khas daerah, Kabupaten Klaten bisa Anda jadikan destinasi berikutnya. Selain terkenal dengan Ayam Panggang Klaten, ada kuliner khas Klaten lainnya yang patut anda coba yaitu Nasi Tumpang Lethok.
Sajian khas asal Klaten-Jawa Tengah ini berisi nasi putih, sayuran, telur rebus dan disiram dengan kuah sambal yang terbuat dari campuran tempe, cabai, santan dan bumbu-bumbu yang membuat sajian ini terasa sedap.
Di Kabupaten Klaten banyak yang menjajakan kuliner satu ini, tapi yang paling terkenal adalah Nasi Tumpang Lethok Mbak Riyanti yang berada di Jl Mayor Kusmanto, Kelurahan Semangkak, Kecamatan Klaten Tengah. Disana, Anda akan menemui berbagai jenis nasi tumpang lethok dengan harga yang sangat terjangkau, seperti:
  • Nasi Tumpang Lethok Istimewa Rp 15.000/porsi
  • Nasi Tumpang Lethok Komplit Rp 13.000/porsi dan
  • Nasi Tumpang Lethok Koyor Rp 9.000/porsi.
Dari sekian jenis menu yang ditawarkan, yang menjadi menu andalan di warung tersebut adalah Nasi Tumpang Lethok Istimewa. Menu ini disajikan lengkap dengan koyor (suwiran daging sapi), telur rebus, krecek dan kurapan gudangan daun kates (daun pepaya), bayam, nangka muda serta daun jeruk.Warung makan milik Mbak Riyanti ini tak hanya menyajikan Nasi Tumpang Lethok saja, ada juga menu lain berupa ayam bakar/goreng, nasi sambal welut, nila bakar/goreng, tahu bacem dan menu lainnya. Mengenai harga sangat terjangkau. Dalam penyajiaannya, biasanya untuk menu berkuah akan disajikan piring biasa, sedangan untuk menu tidak berkuah akan disajikan dengan piring rotan.

Fasilitas yang disediakan warung sederhana ini cukup lengkap, diantaranya yaitu mushola, toilet dan tempat parkir yang cukup luas. Warung ini juga sudah dilengkapi dengan hotspot, sehingga pengunjung bisa berinternetan sepuasnya sesudah atau sebelum mencicipi hidangan.
Warung yang dikenal dengan nama Nasi Tumpang Lethok Mbak Riyanti ini juga menerima pesanan untuk partai besar maupun kecil. Biasanya warung Mbak Riyanti akan ramai pengunjung saat jam makan siang, pengunjung nya berasal dari berbagai kalangan.Jika Anda dan keluarga sedang berkunjung ke Klaten, jangan lupa untuk mencicipi Nasi Tumpang Lethok Khas Klaten ini, dijamin nikmat karena menggunakan bumbu khas.



























KAIN TENUN LURIK PEDAN

Kain lurik dengan motif garis-garis vertikal memanjang merupakan salah satu nama besar yang lahir dari salah satu kecamatan di sudut Kabupaten Klaten yang bernama Pedan. Dulu menurut cerita, lurik menjadi salah satu primadona.
Industri Lurik Pedan pernah sangat berjaya kala itu, sekitar tahun 1950an hingga akhirnya terpuruk karena serbuan kain-kain dengan warna memikat serta murah. Setelah beberapa masa terpuruk, kini lurik mulai menggeliat. Program Lurikisasi yang diusung Pemkab Klaten dengan mengeluarkan kebijakan agar karyawan Pemkab Klaten mengenakan lurik Pedan sebagai seragam pada hari Kamis tentu saja bukan hanya bisa mengangkat kembali nama lurik, tapi juga potensi ekonomi lokal.
Kain Lurik Pedan dibuat dengan menggunakan bahan benang katun yang ditenun dengan alat tenun tradisional (ATBM). Sedangkan untuk proses pewarnaan dimulai dari benangnya, sehingga setelah benang ditenun sempurna maka warna kain depan dan belakang adalah sama. Corak-corak dari lurik sendiri cenderung vertikal memanjang. Namun corak tersebut tidak hanya monoton begitu saja.
Proses Pembuatan Kain Lurik Pedan
Sebelum ditenun, benang dicuci berkali-kali, lalu dipukul-pukul hingga lunak (dikemplong), setelah itu dijemur, lalu dibaluri nasi dengan menggunakan kuas yang terbuat dari sabut kelapa. Setelah bahan atau benang ini kaku, kemudian diberi warna. Setelah itu dijemur kembali dan benang siap untuk ditenun. Dahulu, alat yang digunakan untuk menenun dikenal dua macam alat, yaitu alat tenun bendho dan alat tenun gendong.
Adapun alat tenun bendho terbuat dari bambu atau batang kayu, biasanya digunakan untuk membuat stagen. Stagen yaitu ikat pinggang dari tenunan benang yang sangat panjang dan digunakan untuk pengikat kain (jarik) oleh para wanita Jawa. Alat tenun ini digunakan dengan posisi berdiri.
Namanya alat tenun bendho sebab alat yang digunakan untuk merapatkan benang pakan berbentuk bendho (golok), sedangkan alat tenun gendong digunakan untuk membuat bahan pakaian, selendang lebar, maupun jarik (kain panjang), disebut demikian karena salah satu bagiannya diletakkan di belakang pinggang, sehingga tampak seperti digendong. Dalam proses pembuatan kainnya, penenun dalam posisi duduk memangku alat tenun tersebut.
Akhir-akhir ini banyak desain-desain menarik yang coba dikembangkan oleh para pengrajin dengan desain motif yang tidak selalu berbentuk vertikal lurus dan memanjang namun ada kreasi lain yang membuat kain lurik ini kian menarik. Salah satu pengembangan dari kain lurik adalah mengkobinasikan batik dengan kain lurik tersebut, sehingga terciptalah Lurik Batik yang unik sekaligus memikat. Dan, inilah hasilnya.




























HOTEL GRAND TJOKRO KLATEN

ALAMAT
Jalan Pemuda Selatan No.42, Tonggalan, Klaten Tengah, Mlinjon, Tonggalan, Klaten Tengah, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah 57412
Estimasi Biaya Penginapan    :
Rp. 400.000,- Sampai  Rp. 600.000,-